Kamis, 23 Februari 2012

Sumber Kekayaan Dibalik Telur Semut Rangrang

TRIBUNNEWS.COM - Telur rangrang bisa menetaskan uang. Buktinya, pembudidaya semut rangrang penghasil kroto meraup untung menggiurkan. Harganya stabil, bahkan kadang melonjak. Permintaan dari para pehobi burung dan pemancing pun tak pernah sepi.

Di musim hujan seperti sekarang, kroto atau telur semut api menjadi sangat berharga. Telur semut rangrang (Oecophylla smaragdina) itu dicari para pemilik burung. Lantaran pasokan kroto dari alam berkurang, budidaya semut penghasil kroto cukup menjanjikan.

Sudah jadi siklus tahunan, setiap tiba musim hujan, kroto menjadi barang langka. Di Surakarta, kelangkaan itu membuat harga kroto melejit hingga mencapai Rp 60.000 per kilogram (kg). Di Bandung, kroto dihargai Rp 80.000 per kg. Bahkan, di Jakarta, harganya lebih gila lagi. Di musim kemarau, harga kroto Rp 120.000 per kg, sementara saat musim hujan bisa Rp 150.000 per kg.

Biasanya, para penjual di pasar burung mendapatkan pasokan kroto dari para pengepul yang membeli dari para pemburu kroto di alam seharga Rp 50.000 per kg. Di kota besar seperti Jakarta, harga jual pemburu ke pengepul bisa mencapai Rp 70.000 per kg.

Shadole Arihita Kaban, pebisnis sekaligus pengelola balai pembibitan Raja Kroto di Buah Batu, Bandung, bilang, prospek bisnis kroto cukup menggiurkan. Selain harganya stabil dan bagus, permintaannya cukup tinggi. “Di Buah Batu yang tergolong pinggiran Bandung, permintaan bisa sampai 180 kg per hari. Di Solo (Surakarta), permintaan rata-rata bisa mencapai 400 kg per hari,” ujar pria yang akrab dipanggil Ole ini.

Masalahnya, persediaan kroto di alam semakin menyusut lantaran pemburu kroto semakin bertambah banyak. Alhasil, beberapa orang mulai membudidayakan untuk mendapatkan pasokan kroto. Ole dan rekannya, Ervan Syarif, misalnya, memulai usaha ini sejak pertengahan tahun 2010 silam dengan bendera Raja Kroto.

Penangkaran

Suwandi Laksana, pebisnis kroto di Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, bercerita, tak butuh lahan luas untuk budidaya rangrang. Menurutnya, lahan seluas satu meter persegi yang dilengkapi rak-rak bisa menampung 300 sarang hingga 500 sarang. Setiap sarang bisa menghasilkan setengah hingga satu ons kroto. Artinya, 100 sarang bisa menghasilkan 5 kg kroto.

Wawan, begitu nama panggilan Suwandi, menjual kroto ke pengepul seharga Rp 50.000 kg. Saat ini, tiap hari, ia bisa memanen hingga 15 kg. Artinya, omzet usaha Wawan bisa mencapai Rp 750.000 per hari alias Rp 22,5 juta per bulan.

Menurut Wawan, pada dasarnya, penangkaran semut rangrang terbagi dalam tiga bagian, yakni pembibitan, budidaya, dan pemanenan. Di tahap pembibitan, Wawan mencari koloni rangrang di alam. Lantas, semut-semut itu ditempatkan ke dalam wadah transparan.

Penangkaran dilakukan dengan membuat sarang rangrang pada media tertentu. Biasanya, media bisa berupa stoples transparan, bambu, atau pralon. Tapi, harap di catat, jika menggunakan bambu atau pralon, kita akan agak kesulitan saat memasukkan dan memanen semut. Selain itu, semut-semut yang mati juga tidak terpantau.

Yang paling mudah adalah menggunakan stoples atau wadah transparan lainnya. Wawan memanen kroto setiap hari dengan cara menumpahkan sarang ke atas saringan khusus. Hasilnya, “Kroto yang kita panen bersih dari semut. Pembeli yang ada di pasar burung pun senang,” ujarnya.

Satu Lagi Cara Mendulang Emas dari Budidaya Semut Rangrang

Siapa yang tak kenal binatang yang satu ini? Hampir semua orang pencinta burung ocehan atau berkicau, atau penggemar hoby memancing akan mengenalnya. Banyak sebutan untuk semut ini di antaranya semut rangrang, semut merah, kranggan, semut kroto dan sebagainya. Akan teteapi yang lebih terkenal adalah kroto nya daripada nama semutnya.

Kroto adalah telur yang dihasilkan oleh semut rangrang. Kroto merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik dan bagus untuk pakan burung terutama burung ocean atau berkicau. Dengan semakin banyaknya pencinta burung ocean maka semakin besar pula pemintaan produk yang satu ini.

Kata emas pada judul di atas mungkin sepadan dengan bentuk warna tubuh dari hewan ini. Semut rangrang memang tergolong semut api (fire ants) dengan genus Oecophylla, famili Formicidae dan ordo Hymenoptera. Tapi jangan salah, semut ini ternyata memiliki kelebihan tersendiri. Selain sebagai penghasil kroto, bagi para petani semut rangrang cukup berguna sebagai pembasmi dan pengendali hama tanaman. Semut rangrang dapat membunuh hama tanaman yang menyebabkan tanaman para petani itu tidak tumbuh dengan baik.

Peluang usaha

Selama ini pasokan pasar burung atau toko yang menjual pakan burung hanya menggantungkan dari pengumpul kroto yang berasal dari tangkapan alam. Kita tahu alam tidak setiap saat menyediakan kroto apalagi saat musim penghujan. Hal lain yang mendorong kegiatan budidaya adalah usaha ini tidak banyak membutuhkan modal dan juga tingkat teknologi yang tinggi. Semua orang bisa mengusahakan kegiatan budidaya ini baik untuk tujuan komersial atau hanya untuk mencukupi kebutuhan kita sendiri. Kami yakin, kalau kegiatan ini dikelola dengan manajemen yang baik tidak mustahil akan menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan.

Kehidupan semut rangrang memang identik dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Bagi sebagian orang, kroto dari semut rangrang merupakan sumber penghasilan baru dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan tambahan. Sebuah penghasilan yang bisa diperoleh secara cuma-cuma dan tanpa mengganggu waktu dan kegiatan bertani mereka. Dengan cara yang praktis dan mudah saja mereka bisa mendapatkan kroto semut rangrang tersebut. Nah, bagaimana kalau diusahakan secara professional?

Lokasi atau habitat

Mungkin agak sedikit aneh bin ajaib bahwa jenis semut ini adalah semut yang menyukai udara yang bersih dan sangat anti dengan udara berpolusi. Makanya kegiatan ini jarang dijumpai di daerah perkotaan karena kita ketahui bersama bagaimana keadaan udara di daerah perkotaan. Habitat yang cocok untuk membudidayakan semut ini antara lain daerah perkebunan atau perhutani. Semut-semut ini bisa menyerbu hampir semua jenis pohon, tetapi lebih menyukai pohon buah-buahan dan mempunyai ukuran daun yang agak lebar seperti nangka, mahoni atau mangga. Pohon lain yang banyak disukai adalah randu, mente (jambu monyet), jambu air, duwet atau juwet, dan lainnya.

Alam Indoensia sebenarnya masih sangat potensial untuk dimanfaatkan budidaya semut rangrang. Daerah perdesaan dengan beranekaragam tanamannya, areal perkebunanan, kawasan perhutani adalah lokasi yang sangat potensial untuk budidaya semut rangrang. Tidak perlu membeli perkebunan, cukup dengan menyewa lahan tersebut. Tapi memang ada satu kelemahan yaitu lambat laun orang yang menyewakan lahan tersebut akan mengetahui peluang bisnis ini dan akan mengambil alih kegiatan ini. Jika demikian yang ditakutkan maka memiliki pohon sendiri adalah lebih baik untuk usaha jangka panjang.

Manfaat membudidayakan semut rangrang

Banyak manfaat yang akan kita peroleh apabila kita memelihara semut rangrang, di antaranya :

Sebagai pengendali hama tanaman tertentu, sehingga anda tidak perlu membeli insektisida untuk membasmi kutu daun.
Digunakan sebagian para pemancing dan nelayan sebagai umpan ikan
Sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan ketrampilan burung berkicau
Membantu penyerbukan jenis tanaman tertentu
Dapat membantu menjaga kebun

Pemasaran

Menjual kroto tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Cukup datang ke kios penjual pakan burung kami yakin kroto anda akan terbeli. Karena sampai saat ini jumlah permintaan produk yang satu ini masih tinggi dan keberadaannya belum bisa digantikan oleh produk lain. Di samping itu juga para konsumen produk ini tergolong kelas menengah ke atas sehingga keberadaannya akan diburu berapapun harga yang di tawarkan.

Menjual kroto yang larva nya masih hidup lebih tinggi daripada kroto yang sudah dikeringkan. Akan tetapi larva kroto hidup hanya bisa disimpan hidup selama dua-tiga hari, ada juga yang menjual kroto yang dikeringkan oleh para pengumpul. Kroto kering ini bisa disimpan selama enam bulan, tetapi harga jualnya hanya setengah harga larva hidup. Jalur pemasaran biasanya para pengumpul kroto menjual krotonya ke pedagang, kemudain dari pedagang kroto ini akan dijual lagi ke pengecer kecil. Nah kalau mau untung besar maka jalur ini bisa kita perpendek dengan menjual kroto kita langsung ke pengecer. Keuntungannya adalah kroto cepat terdistribusi dan harganyapun lebih mahal.

Keuntungan Budidaya Semut Rangrang

Banyak keuntungan yang bisa dipetik penghobi burung jika mau menangkarkan semut penghasil kroto sendiri. Tentu saja ini di luar keuntungan sosial karena kita ikut membantu menjaga kelestarian semut rangrang di pepohonan yang berfungsi sebagai predator berbagai hama pengganggu tanaman. Apa saja keuntungan langsung dari budidaya semut rangrang (Oecophylla) penghasil kroto?

1. Mengurangi biaya harian untuk membeli kroto. Sebab kroto yang kaya protein bisa diberikan kepada hampir semua burung sebagai extra-fooding (EF). Bukan hanya murai batu, sulingan atau tledekan dan jenis-jenis burung seperti pleci, prenjak, ciblek, sirtu/cipo yang suka kroto, bahkan branjangan, kenari, cucakrowo sampai perkutut pun doyan sekali dengan kroto.

2. Jika kita selalu punya stok kroto segar, maka bisa dibarterkan di kios burung dengan jangkrik dan aneka kebutuhan burung lainnya.

3. Tidak kebingungan mendapatkan kroto ketika hari besar, yang umumnya juga merupakan “hari libur” bagi para pemetik kroto di hutan.

4. Punya kroto yang selalu segar karena bisa memetik kroto setiap hari di rumah sendiri, tanpa tergantung kondisi cuaca.

Tanpa perlu penjelasan panjang lebar, saya yakin sobat pun setuju dengan alasan di atas.

Sebenarnya, sama juga dengan hal di atas adalah keuntungan kalau kita bisa menangkar jangkrik sendiri, yang akan bisa “dibarterkan” dengan kebutuhan burung lain di kios pakan burung.

Tetapi berbeda dengan menangkar jangkrik, maka menangkarkan semut rangrang penghasil kroto lebih memiliki posisi yang aman. Apa saja perbedaan utama antara menangkarkan semut rangrang dan jangkrik?

Berikut ini perbandingan antara menangkarkan jangkrik dan semut rangrang:

1. Pemberian pakan jangkrik dilakukan tiap hari (jika kebanyakan jangkrik bisa kekenyangan dan menjadi lemah kalau terlalu sedikit jangkrik tidak juga segera besar). Pemberian pakan untuk semut bisa dilakukan 3 hari sekali.

2. Untuk hasil yang bisa dipetik setiap hari, budidaya jangkrik memerlukan tempat yang luas. Budidaya semut bisa memberikan hasil tiap hari sekitar 2 ons hanya dengan lahan kurang dari 1m2.

3. Memanen jangkrik tidak bisa melebihi batas usia tertentu. Sebab, jika jangkrik terlambat dipanen, maka bulu-bulu sayap sudah tumbuh dan kurang laku di pasaran. Jika kroto terlambat dipanen, dia akan mudah dikembangbiakkan sebagai koloni baru dan hasilnya bisa dipetik setiap saat.

Ada banyak hal lainnya yang relatif sangat menguntungkan bagi penghobi burung yang juga menangkarkan kroto. Dan keuntungan secara finansial akan dirasakan oleh para penangkar burung-burung pemakan serangga yang harus rutin menyediakan pakan berprotein tinggi untuk burung-burung anakan.

Karena menangkarkan semut penghasil kroto pada dasarnya mudah dilakukan, tidak menyita waktu dan tidak menyita banyak ruang di rumah sobat, mengapa sobat tidak menangkarkan kroto sendiri?